World of Wilhan

 
 
Tingkat Kelulusan SMA di Jakarta Turun
DPRD: Penurunan Ini Harus Dievaluasi
Selasa, 27 April 2010 | 04:37 WIB (sumber: Kompas)

Jakarta, Kompas - Tingkat kelulusan siswa SMA dan SMK di Jakarta pada ujian nasional 2010 mencapai 90,672 persen, jauh lebih rendah daripada tahun 2009 yang mencapai 95,8 persen. Meski ada ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus, DPRD meminta dilakukan evaluasi atas penurunan hasil ini.

Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Senin (26/4) di Balaikota DKI Jakarta, mengatakan, penurunan tingkat kelulusan juga dialami oleh siswa SMK, dari 97,65 persen menjadi 92,18 persen. Hasil ini belum menjadi hasil akhir karena masih ada ujian ulang bagi siswa yang tidak lulus.

”Hasil ujian nasional ini belum final karena jumlah siswa yang lulus masih bisa bertambah di ujian ulang pada 10-14 Mei. Mereka hanya mengikuti mata ujian yang tidak lulus,” kata Fauzi.
Dari 60.135 siswa SMA yang mengikuti UN, terdapat 5.610 siswa yang tidak lulus. Jumlah siswa SMK yang tidak lulus mencapai 5.069 siswa dari 64.813 siswa yang mengikuti UN.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taufik Yudi Mulyanto mengatakan, meskipun rata-rata kelulusan DKI masih di atas rata-rata kelulusan nasional, 89,88 persen, ia tetap belum puas atas hasil ini, apalagi terjadi penurunan dibanding tahun lalu.

Semua sekolah yang siswanya ada yang tidak lulus diharapkan mau memberikan bimbingan yang intensif agar anak didik mereka dapat lulus dalam ujian ulang. Banyaknya siswa yang tak lulus bukan disebabkan kegagalan di semua mata pelajaran.

Banyak dari mereka gagal pada salah satu mata pelajaran meski pada mata pelajaran lain mendapat nilai di atas rata-rata. Kegagalan ini dapat disebabkan banyak faktor, termasuk kondisi yang tidak sehat saat menghadapi ujian salah satu mata pelajaran.
 
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua mengatakan, penurunan tingkat kelulusan ini harus dievaluasi secara menyeluruh untuk mencari akar masalahnya. Penyebab kelulusan itu harus segera diatasi agar tidak berulang tahun depan. Pemprov DKI jangan mengandalkan ujian ulang untuk mendongkrak tingkat kelulusan karena nilai riil ujian nasional adalah saat ini.

Jakarta Utara
Di Jakarta Utara, angka ketidaklulusan cukup tinggi. Menurut Kasi SMA Suku Dinas Pendidikan Menengah Tinggi (Dikmenti) Jakarta Utara Didi Suprijadi, siswa SMA yang tidak lulus tahun ini 1.311 dari 7.869 (16,66 persen). Angka ini mencakup Jakarta Utara dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. ”Tahun lalu angka ketidaklulusan hanya tiga persen. Siswa Kepulauan Seribu yang tak lulus hanya satu orang. Selebihnya adalah siswa Jakarta Utara,” tutur Didi.

Total jumlah SMA di Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu adalah 81 sekolah negeri dan swasta. ”Semua SMA negeri ada siswanya yang tidak lulus, sedangkan SMA swasta ada yang lulus 100 persen, seperti BPK Penabur dan SMA Ipeka,” tutur Didi.

SMAN 15 Sunter Agung adalah sekolah yang angka kelulusannya paling rendah. Dari 191 siswa, yang tidak lulus mencapai 124 orang atau 64,92 persen. Saat UN berlangsung, LBH Jakarta mendapat laporan adanya kebocoran di lingkungan SMAN 15. Namun, pihak sekolah membantah ada kebocoran. Kecurigaan muncul karena pada saat itu semua siswa tiba di sekolah lewat pukul 08.00, bukan pukul 06.30.

Sementara itu, Kasi SMK Sudin Dikmenti Jakarta Utara M Rodji mengatakan, dari 7.062 siswa, yang harus mengulang ujian sebanyak 984 siswa (13,93 persen). Siswa SMK yang paling banyak tidak lulus adalah SMK Cilincing I. Di SMK milik swasta ini, dari 29 siswa, yang tidak lulus mencapai 27 orang.

Menurut Didi, sebagian besar siswa yang tak lulus karena kesulitan mengerjakan soal Bahasa Indonesia. Selain itu, mungkin mereka tak siap secara mental.
Lisa (bukan nama sebenarnya), siswa SMA 75 yang tak lulus ujian, mengaku kecewa karena namanya sudah terdaftar sebagai mahasiswa baru di Institut Pertanian Bogor. (ARN/ECA)
Read More …



Untuk RCTI, Trans TV, SCTV, dan Global TV silakan lihat disini
Read More …

Read More …