Definisi
Organisasi adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individualnya masing-masing (gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada saat masing-masing mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi/pegawai maupun bagi pengurus organisasi/pejabat yang berwenang.Manajemen adalah proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata kerja atau metode adalah satu cara bagaimana (how) agar sumber – sumber dan waktu yang tersedia dan amat diperlukan dapat dimanfaatkan dengan tepat sehingga proses kegiatan manajemen dapat dilaksanakan dengan tepat pula.
Hubungan Timbal Balik antara Manajemen, Organisasi dan Tata Kerja
Manajemen dan organisasiSegala yang terjadi dalam proses mencapai tujuan memerlukan pengelolaan. Disinilah manajemen masuk dalam organisasi. Dalam kalimat yang sederhana, manajemen berarti juga proses mengatur segala hal dalam organisasi. Manajemen, menurut Robbins, memiliki beberapa fungsi yang harus dilakukannya dalam mengelola organisasi:
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Kepemimpinan
4. Pengendalian
Fungsi perencanaan meliputi menentukan tujuan organisasi, menetapkan suatu strategi keseluruhan untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan suatu hirarki rencana yang menyeluruh untuk memadukan dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Fungsi pengorganisasian merupakan tanggung jawab dalam perancangan struktur organisasi. Fungsi ini mencakup penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melapor kepada siapa, di mana keputusan harus diambil.
Semua organisasi terdiri dari orang-orang, dan adalah tugas manajemen untuk mengarahkan dan mengkoordinasi mereka. Inilah fungsi kepemimpinan. Saat mereka memotivasi bawahan, mengarahkan kegiatan orang lain, memilih saluran komuniakasi yangpaling efektif, atau memecahkan konflik antara anggota, mereka itu sedang melaksanakan kepemimpinan.
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir. Setelah tujuan-tujuan ditentukan, rencana-rencana dirumuskan, pengaturan struktural digambarkan, dan orang-orang dipekerjakan, dilatih, dan dimotivasi, masih ada kemungkinan bahwa ada sesuatu yang keliru. Untk memastikan bahwa semua urusan berjalan seperti seharusnya, manajemen harus memantau kinerja organisasi. Kinerja yang sebenarnya harus dibandingkan dengan tujuan-tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Jika terdapat penyimpangan yang cukup berarti, adalah tugas manajemen utnuk mengembalikan organisasi itu pada jalurnya. Pemantauan, pembandingan, dan kemungkinan mengoreksi inilah yang diartikan dengan fungsi pengendalian.
Manajemen dan tata kerja
Dengan tata kerja yang tepat mengandung arti bahwa proses kegiatan pencapaian tujuan sudah dilakukan secara ilmiah dan praktis, disamping itu pemakaian tata kerja yang tepat pada pokoknya ditujukan untuk :
a) Menghindari terjadinya pemborosan di dalam penyalahgunaan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
b) Menghindari kemacetan-kemacetan dan kesimpangsiuran dalam proses pencapaian tujuan.
c) Menjamin adanya pembagian kerja, waktu dan koordinasi yang tepat.
Jadi hubungan antara manajemen dan tata kerja dapat dilukiskan seperti dibawah ini :
Manajemen : Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai factor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan.
Tata Kerja : Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.
Manajemen, organisasi dan tata kerja
Eratnya hubungan atau hubungan timbal balik antara ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut :
a) Manajemen : Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerja sama antar manusia.
b) Organisasi : Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokkan kerja sama.
c) Tata kerja : Pola cara-cara bagaimana kegiatan dan kerjasama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Dari konsep tersebut, jelaslah bahwa baik manajemen, organisasi maupun tata kerja ketiganya diarahkan kepada tercapainya tujuan.
referensi:
http://rheza-a-kumoro.blogspot.com/2011/12/hubungan-organisasi-dengan-manajemen.html
http://rianprasetyamulya.blogspot.com/2009/12/hubungan-antara-manajemen-organisasi.html
Pernah berpikir untuk mengejek orang lewat situs jejaring sosial seperti Facebook atau semacamnya? Jika jawabannya ya, pikirkan lagi, karena anda bisa saja berakhir di dalam penjara.
Seperti yang terjadi dengan Sean Duffy, ia mengejek orang yang sudah meninggal melalui Facebook dan YouTube, Dan akhirnya ia dijebloskan ke penjara selama 18 minggu akibat perbuatannya. Seperti yang dilansir oleh Okezone.com, tindakan yang dilakukannya salah satunya adalah membuat video ejekan kepada Natasha MacBryde (15) yang baru-baru ini meninggal karena bunuh diri dengan cara melemparkan dirinya ke kereta api yang sedang melaju kencang. Selain Natasha MacBryde, Sean Duffy juga mengarahkan ejekan daringnya ke Lauren Drew (14), Jordan Cooper (14), dan Hayley Bates (16).
Pemuda tambun penggila alkohol itu membuat sebuah video berjudul "Tasha The Tank Engine", dengan gambar Natasha MacBryde di sebuah kereta api animasi. Ayah Natasha, Andrew MacBryde berkata bahwa ia tak percaya ada orang yang sangat berani mengejek kematian anaknya.
Bukan hanya itu, Sean Duffy juga membuat sebuah laman di Facebook dengan judul yang sama dengan video buatannya setelah Natasha ditemukan di kerata api di wilayah Worchestershire, Inggris. "Aku tertidur di rel kereta LOL," tulisnya di sana.
Sebenarnya ada beberapa orang yang ikut-ikutan mengejek gadis tersebut di Facebook. Tetapi sialnya hanya Sean Duffy yang berhasil dilacak oleh polisi melalui informasi dari layanan internet tempat ia berlangganan. Dan Sean Duffy didakwa olek hakim wilayah Reading dengan dakwaan melakukan tindakan komunikasi dengan tujuan kejahatan.
"Saya harap hal ini bisa menunjukkan bahwa para pelaku kejahatan yang menggunakan media internet bisa ditangkap bila mereka terus melanjutkan aksinya tersebut," tukas Andrew MacBryde.
Pihak Facebook sendiri menyatakan bahwa mereka memiliki seperangkat tool yang dapat digunakan untuk melaporkan penyalahgunaan. Sementara pihak Google yang memiliki YouTube masih menolah untuk memberikan keterangan (Raysyahdan's Journal)
Sumber:
http://ray-journal.blogspot.com/2011/09/gara-gara-mengejek-orang-yang-telah.html
Dalam setiap menjalani kehidupan, kita dibatasi oleh etika. Apakah bentuknya tertulis apakah konvensi atau semacam kesepakatan normatif. Etika mengantarkan kita untuk hidup teratur sejalan dengan norma yang berlaku. Karena itu dalam prakteknya mereka yang melanggar etika bisa terkena hukuman. Kalau dalam suatu organisasi disebut terkena hukuman mulai dari peringatan sampai pemecatan sebagai karyawan. Kalau di masyarakat disebut sebagai sanksi sosial seperti dikucilkan dari sistem kehidupan sosial.
Masalah yang begitu kompleks yang sering dihadapi oleh para manajer dalam perusahaan adalah dalam menghadapi tingkah laku karyawan. Keadaan ini bisa menjadi tekanan dan bahkan tantangan dalam menerapkan aspek etika kerja seperti ketidak-jujuran, ketidak-disiplinan, ketidak-adilan, kecurangan pertanggung-jawaban administrasi, keegoan dsb. Karena itu munculah perhatian yang besar bagaimana caranya agar para karyawan dan tentunya juga manajer bekerja dengan standar etika kerja tertentu.
Etika kerja adalah aturan normatif yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang merupakan pedoman bagi karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dalam perusahaan. Agregasi dari perilaku karyawan yang beretika kerja merupakan gambaran etika kerja karyawan dalam perusahaan. Karena itu etika kerja karyawan secara normatif diturunkan dari etika bisnis. Bahkan dia diturunkan dari perilaku etika pihak manajemen.
Konsekuensinya, etika tidak diterapkan atau ditujukan hanya untuk para karyawan saja. Artinya kebijakan manajemen yang menyangkut karyawan seharusnya pula beretika, misalnya keadilan dan keterbukaan dalam hal kompensasi, karir, dan evaluasi kinerja karyawan. Termasuk dalam menerapkan gaya kepemimpinan yang integratif. Jadi setiap keputusan etika dalam perusahaan tidak saja dikaitkan dengan kepentingan manajemen tetapi juga karyawan. Pelembagaan dan pembudayaan etika kerja sangat penting dilakukan agar setiap elemen organisasi selalu mematuhi kaidah-kaidah norma kehidupan berorganisasi dengan baik.
[Tb. Sjafri Mangkuprawira]
sumber: http://www.pumpingindonesia.com/component/content/article/38-artikel/159-artikel.html
St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis (practical philosophy).
Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai etika).
Jenis Etika
Etika Filosofis
Etika filosofis secara harfiah (fay overlay) dapat dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berpikir, yang dilakukan oleh manusia. Karena itu, etika sebenarnya adalah bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.Etika termasuk dalam filsafat, karena itu berbicara etika tidak dapat dilepaskan dari filsafat. Karena itu, bila ingin mengetahui unsur-unsur etika maka kita harus bertanya juga mengenai unsur-unsur filsafat. Berikut akan dijelaskan dua sifat etika:
1. Non-empiris Filsafat digolongkan sebagai ilmu non-empiris. Ilmu empiris adalah ilmu yang didasarkan pada fakta atau yang kongkret. Namun filsafat tidaklah demikian, filsafat berusaha melampaui yang kongkret dengan seolah-olah menanyakan apa di balik gejala-gejala kongkret. Demikian pula dengan etika. Etika tidak hanya berhenti pada apa yang kongkret yang secara faktual dilakukan, tetapi bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Praktis Cabang-cabang filsafat berbicara mengenai sesuatu “yang ada”. Misalnya filsafat hukum mempelajari apa itu hukum. Akan tetapi etika tidak terbatas pada itu, melainkan bertanya tentang “apa yang harus dilakukan”. Dengan demikian etika sebagai cabang filsafat bersifat praktis karena langsung berhubungan dengan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan manusia. Tetapi ingat bahwa etika bukan praktis dalam arti menyajikan resep-resep siap pakai. Etika tidak bersifat teknis melainkan reflektif. Maksudnya etika hanya menganalisis tema-tema pokok seperti hati nurani, kebebasan, hak dan kewajiban, dsb, sambil melihat teori-teori etika masa lalu untuk menyelidiki kekuatan dan kelemahannya. Diharapakan kita mampu menyusun sendiri argumentasi yang tahan uji.
Etika Teologis
Ada dua hal yang perlu diingat berkaitan dengan etika teologis. Pertama, etika teologis bukan hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki etika teologisnya masing-masing. Kedua, etika teologis merupakan bagian dari etika secara umum, karena itu banyak unsur-unsur di dalamnya yang terdapat dalam etika secara umum, dan dapat dimengerti setelah memahami etika secara umum.Secara umum, etika teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis. Definisi tersebut menjadi kriteria pembeda antara etika filosofis dan etika teologis. Di dalam etika Kristen, misalnya, etika teologis adalah etika yang bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi tentang Allah atau Yang Ilahi, serta memandang kesusilaan bersumber dari dalam kepercayaan terhadap Allah atau Yang Ilahi. Karena itu, etika teologis disebut juga oleh Jongeneel sebagai etika transenden dan etika teosentris. Etika teologis Kristen memiliki objek yang sama dengan etika secara umum, yaitu tingkah laku manusia. Akan tetapi, tujuan yang hendak dicapainya sedikit berbeda, yaitu mencari apa yang seharusnya dilakukan manusia, dalam hal baik atau buruk, sesuai dengan kehendak Allah.
Setiap agama dapat memiliki etika teologisnya yang unik berdasarkan apa yang diyakini dan menjadi sistem nilai-nilai yang dianutnya. Dalam hal ini, antara agama yang satu dengan yang lain dapat memiliki perbedaan di dalam merumuskan etika teologisnya.
Relasi Etika Filosofis dan Etika Teologis
Terdapat perdebatan mengenai posisi etika filosofis dan etika teologis di dalam ranah etika. Sepanjang sejarah pertemuan antara kedua etika ini, ada tiga jawaban menonjol yang dikemukakan mengenai pertanyaan di atas, yaitu:Tanggapan ini berasal dari Augustinus (354-430) yang menyatakan bahwa etika teologis bertugas untuk merevisi, yaitu mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis.
Jawaban ini dikemukakan oleh Thomas Aquinas (1225-1274) yang menyintesiskan etika filosofis dan etika teologis sedemikian rupa, hingga kedua jenis etika ini, dengan mempertahankan identitas masing-masing, menjadi suatu entitas baru. Hasilnya adalah etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum, sedangkan etika teologis menjadi lapisan atas yang bersifat khusus.
Jawaban ini diberikan oleh F.E.D. Schleiermacher (1768-1834) yang menganggap etika teologis dan etika filosofis sebagai gejala-gejala yang sejajar. Hal tersebut dapat diumpamakan seperti sepasang rel kereta api yang sejajar.
Mengenai pandangan-pandangan di atas, ada beberapa keberatan. Mengenai pandangan Augustinus, dapat dilihat dengan jelas bahwa etika filosofis tidak dihormati setingkat dengan etika teologis.[rujukan?] Terhadap pandangan Thomas Aquinas, kritik yang dilancarkan juga sama yaitu belum dihormatinya etika filosofis yang setara dengan etika teologis, walaupun kedudukan etika filosofis telah diperkuat.[rujukan?] Terakhir, terhadap pandangan Schleiermacher, diberikan kritik bahwa meskipun keduanya telah dianggap setingkat namun belum ada pertemuan di antara mereka.
Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja. Selanjutnya diharapkan dari hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.
Urgensi Pembelajaran Etika di Indonesia
Moral dan akhlak adalah dua hal
yang saling bersangkutan, dan keduanya sama-sama persoalan yang pelik.
Setiap wilayah, setiap negara, setiap kelompok etnis, bahkan setiap
individu mempunyai konsep moral masing-masing. Sebagian besar konsep itu
mengedepankan apa yang disebut salah, dan apa yang disebut benar.
Indonesia adalah
negara yang luas, mempunyai bergam macam etnis dan kebudayaan. Tentu
konsep moral dan akhlak pun beragam. Namun Indonesia terkenal dengan
keramah-tamahannya, sopan santunnya, budi luhurnya, katanya. Perangai
orang Indonesia yang begitu luhur pekertinya memang masing ada, tapi
sekarang ini banyak pula yang tingkah polahnya tak beradab.
Setiap suku di
Indonesia pada dasarnya mengajarkan segala macam kebaikan yang mereka
yakini. Ajaran itu berkembang di wilayahnya masing-masing, ada juga yang
terbawa keluar daerah. Semua ajaran kebaikan setiap etnis di Indonesia
menemukan puncak-puncaknya, dan akhirnya menjadi kebudayaan Indonesia.
Lantas apa yang membuat orang Indonesia ada yang berperangai buruk?.
Etika jawabanya.
Memang setiap kebudayaan masing-masing mempunyai konsep etika Penganut
suatu kebudayaan memang menyetujui konsep etika di tempat ia tinggal.
Akan tetapi, konsep etika yang lahir di luar diri setiap individu akan
mudah dilanggar. Etika dasar mengajarkan tentang moralitas, moralitas
adalah perkara baik-buruk. Tidak sesederhana itu, etika titik tekannya
bukan sekedar persoalan baik-buruk, benar salah, tetapi, lebih bersifat
membangun kesadaran. Pada dasarnya kita sebagai manusia, tidak tahu
pasti apa yang dinamakan baik-buruk tersebut. Bisa jadi apa yang kita
anggap selama ini sebagai suatu kebaikan atau suatu keburukan hanyalah
sebuah persetujuan universal. Tanpa kita ketahui apa yang menjadi
jaminan kebenaran tersebut. Kesadaran dalam memilih suatu keputusan
tindakan lebih penting. Etika, mengantarkan manusia untuk
memilih suatu tindakan keputusan tindakan dengan rasional dan penuh
kesadaran, hingga ia mampu mempertanggungjawabkan segala konsekuensi
dari keputusan tindakannya.
Bagaimana penerapan
etika di Indonesia? Orang-orang Indonesia sudah mempunyai dasar moral
yang lembut, bila dilihat dari konsep ajaran. Perealisasiannya, masih
banyak yang bagaikan manusia bar-bar. Bahkan tak jarang orang Indonesia
berbuat suatu tindakan yang buruk dan berapologi bahwa ia melakukannya
tidak sadar. Katanya dirasuki roh halus atau didorong bisikan gaib.
Bukankah itu sangat tidak rasional? Penyebab utama dari alasan
pembenaran tersebut adalah runtuhnya kesadaran. Dalam bidang kehidupan
yang lebih besar, masih banyak orang Indonesia yang bertindak tanpa
kesadran akan konsekuensi. Bidang politik misalnya, banyak pejabat
politik yang hanya mengkultus tahta dan kekuasaan tanpa sadar tanggung
jawabnya sebagai pengemban amanah rakyat. Hingga akhirnya politik di
Indonesia hanya menjadi politik transaksional. Begitu pun dalam bidang
hukum dan HAM, banyak orang Indonesia yang lebih mementingkan legalitas
formal sebagai ukuran suatu kebenaran. Bila syarat-syarat legalitas
formal sudah terpenuhi, seorang terdakwa suatu kasusu hukum akan
dinyatakan tak bersalah sekalipun sebenarnya ia bersalah. Penyodoran
syarat-syarat legalitas tersebut tanpa disertai kesadaran dan kepekaan
hati nurani.
Sudah terlalu lama
Indonesia terjerembab dalam pengaruh luaran yang sebagian besar tidak
cocok bagi pribadi bangsa Indonesia. Pribadi bangsa Indonesia yang
dahulu terbentuk berdasarkan ajaran budaya yang luhur mempunyai ajaran
kebaikan yang luhur pula. Selayaknya ditambatkan pula di dalam setiap
pribadi konsep etika dasar. Konsep etika semestinya diterapkan sejak
dini dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia. Hingga akhirnya kita
sadar konsekuensi dari perbuatan kita, dan label sebagai negara yang
berbudi luhur bisa dipertanggungjawabkan.
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://filsafat.kompasiana.com/2012/05/05/urgensi-pembelajaran-etika-di-indonesia-460822.html
Perkembangan
teknologi komputer dan sistem informasi sekarang ini sudah semakin
meluas ke berbagai bidang termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Di
Indonesia sendiri teknologi di bidang kedokteran masih belum tersebar
secara merata ke seluruh daerah. Teknologi kedokteran yang tinggi hanya
dapat ditemukan di perkotaan dan itupun hanya di beberapa Rumah sakit
besar atau Rumah sakit swasta Internasional yang biayanya jauh diatas
mahal.
Masyarakat
Indonesia pasti menyadari bahwa teknologi komputer merupakan salah satu
tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah
derasnya arus informasi. Teknologi informasi dan komunikasi komputer
saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia
medis, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat (kurang lebih
750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan tiap tahun),
dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool
untuk mengudapte perkembangan terbaru. Selain
memiliki potensi dalam memfilter data dan mengolah menjadi informasi,
TI mampu menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari
cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi juga
memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan cepat.
Disamping
itu, teknologi memiliki karakteristik perkembangan yang sangat cepat.
Setiap dua tahun, akan muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan
yang dua kali lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar
serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai potensinya
ini, adalah naif apabila manajemen informasi kesehatan di rumah sakit
tidak memberikan perhatian istimewa
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien)
- Penelitian
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan serta refleksi bagi komunitas rekam medis.
Komputer banyak berperan membantu di dunia kesehatan antara lain :
- adminstrasi
- obat-obatan
- penyakit → diagnostik, terapi, perawatan (monitoring status pasien)
- Penelitian
Ada
juga Peranan TIK dalam bidang kesehatan seperti adanya sebuah sistem
berbasis kartu cerdas (smart card) yang dapat digunakan oleh juru medis
untuk mengetahui riwayat penyakit pasien. Selain itu, peranan TIK dalam
bidang kesehatan dengan digunakannya robot untuk membantu proses operasi
pembedahan dan penggunaan komputer hasil pencitraan tiga dimensi untuk
menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
A. Penerapan
Telematika Dalam Bidang Kesehatan
Pada bidang
kesehatan, ada berbagai macam contoh penerapan dari telematika. Ada Tele-Education,
Telemedicine, serta Telematika untuk Manajemen Pelayanan Kesehatan dll. Namun dalam
hal ini saya hanya akan menjelaskan salah satu dari beberapa contoh penerapan
telematika dalam bidang kesehatan, yaitu Telemedicine.
Definisi
Telemedicine
Telemedicine
merupakan suatu layanan kesehatan antara dokter atau praktisi kesehatan dengan
pasien jarak jauh guna mengirimkan data medik pasien menggunakan komunikasi
audio visual mengunakan infrastruktur telekomunikasi yang sudah ada misalnya
menggunakan internet, satelit dan lain sebagainya.
Telemedisin
(telemedicine) dari arti katanya dapat diartikan sebagai kedokteran jarak jauh.
Layanan kedokteran (klinis) dimaksud dapat berupa (transfer/ transmisi) data
(medis) dari proses wawancara (misal, anamnesis = wawancara dokter-pasien;
dokter-mahasiswa dalam proses edukasi), pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan penunjang, peresepan bahkan tindakan perawatan dan
pengobatan. Data medis yang nantinya menjadi informasi yang lebih bermakna itu
dapat berwujud format teks, citra/gambar/foto, video, audio/suara, biosinyal. Jarak
jauh dimaksudkan adanya perbedaan geografis (mis. regional, internasional)
antara pemberi layanan dan yang dilayani.
Layanan kedokteran jarak jauh ini
dapat terlaksana berkat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Telemedicine
bukanlah teknologi yang benar-benar baru. Bukan hanya dalam khayalan. Telemedicine
modern sudah ada sejak telepon digunakan. Telemedicine masa kini akan lebih
mengacu pada pemanfaatan TIK yang lebih canggih. Istilah telemedicine disini lebih
spesifik pada bidang kedokteran (klinis) dibanding istilah telehealth, telecare,
telenursing.
Dua jenis
teknologi yang berbeda paling banyak digunakan dalam aplikasi telemedicine
sekarang ini. Yang pertama dikenal dengan istilah store dan forward digunakan
untuk mentransfer image digital dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sebuah citra
digital diambil menggunakan kamera digital (disimpan) dan kemudian di kirim (forward)
oleh komputer ke lokasi lainnya.
Hal ini biasanya dilakukan untuk kondisi yang
tidak darurat, ketika sebuah diagnosis atau konsultasi dibuat dalam kurun waktu
24-48 jam dan dikirim kembali. Gambar mungkin dikirimkan dalam 1 gedung, antar
gedung dalam 1 kota atau dari beberapa lokasi ditempat yang berbeda negara.
Teleradiology, pengiriman gambar X-ray, CT scan atau MRI adalah aplikasi yang
paling sering digunakan dalam dunia telemedicine saat ini.
Ada ratusan pusat
kesehatan, klinik dan dokter pribadi yang menggunakan beberapa bentuk
teleradiologi. Beberapa radiologis menginstall teknologi komputer di rumah mereka,
sehinggga mereka bisa menerima gambar yang dikirim ke mereka dan melakukan
diagnosis, daripada harus menempuh perjalanan ke klinik atau rumah sakit
tertentu.
Telepathology
adalah contoh lain dari penggunaan teknologi telemedicine. Citra pathologi
dikirim dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk konsultasi diagnosis. Dermatologi
juga cocok untuk pengaplikasian telemedicine (meskipun praktisi lebih banyak
mencoba menggunakan teknologi interaktif untuk pengamatan kulit). Citra digital
dari kondisi suatu kulit diambil dan dikirim ke dermatologist untuk diagnosis.
Sumber:
http://beutifullmind.blogspot.com/2011/02/perkembangan-teknologi-informasi-dan.html
http://1-cute.blogspot.com/2013/01/telematika-dalam-bidang-kesehatan.html